Home Ajaib * BAHAYA PERDEBATAN *

* BAHAYA PERDEBATAN *

7813
0
SHARE

Imam Al-Hadi berkata kepada orang-orang yang menganjurkan untuk
mengalahkan lawan dengan cara perdebatan :
” Menyombong meruntuhkan hubungan yang telah terjalin lama,
mengakhiri hubungan kuat, keburukannya yang paling kecil ialah
persaingan dalam usaha mengalahkan lawan, dan persaingan adalah
faktor utama dalam keterasingan diri ”

Imam Ja`far Shadiq berkata : ” Orang yang beribadat takkan mencapai
hakikat keimanan sampai meninggalkan perbuatan membangga-banggakan diri, sekalipun ia benar ”

Beliau juga berkata :
” Jauhilah perbantahan, karena ia membekas dihati, menghasilkan
kemunafikan dan menciptakan sakit hati ”

Imam Al-Baqir berkata :
” Dan belajarlah mendengarkan dengan baik sebagaimana kamu belajar
berbicara dengan baik dan janganlah memotong pembicaraan orang ”

Tepatlah apa yang dikatakan oleh DR. Dale Carnegie, seorang ahli
ilmu jiwa :

Dalam setiap perbantahan dengan kata-kata, pada 9 dari 10 kasus,
orang yang berbantah keluar dengan lebih mempercayai pendapatnya
sendiri, dan mengclaim bahwa lawan mereka salah. Tak ada pemenang
dalam perbantahan dimana orang yang kalah melarikan diri. Ya, anda
mengertakkan jari anda dalam kebahagiaan atas kemenangan anda! Anda
membuatnya merasa bodoh, dan melukai perasaannya dengan meninggalkan goresan dihatinya.

Salah seorang Arif setelah menyaksikan suatu majlis perdebatan
berkata :” Aku merasa kagum akan kehebatan seseorang dari mereka
dalam berargumentasi, demi memenangkan hasil pemikiran dari
kelompoknya sendiri dan “menghancurkan” argumen lawan. Meskipun saya sendiri sepenuhnya yakin, bahwa kepandaian beradu argument seperti itu belum tentu menghasilkan kebenaran yang hakiki ”

Selanjutnya dia berkata, tafsir manusia terhadap wahyu yang
mengandung kebenaran mutlak tidak pernah benar mutlak semutlak wahyu itu sendiri, oleh karena itu, jika ada orang yang memonopoli
kebenaran dengan cara memasung hak orang lain untuk berpendapat
berbeda, sebenarnya secara gegabah orang tersebut telah mengambil
alih otoritas Tuhan sebagai Sumber Kebenaran Mutlak. Cara berpikir
yang demikian ini sangat ekstrim dan fanatik disamping itu berbahaya
karena akan merusak hubungan persaudaraan antar manusia.

” Dan bila Tuhanmu menghendaki, tentu semua orang yang berada di bumi akan beriman ” (QS. Yunus 10:99)

” Seandainya Allah menghendaki tentu Ia akan memberi hidayah
(petunjuk) kepada seluruh ummat manusia ” (QS Ar-Ra??™d 13:31)

” Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk ” (Q S. An-Nahl 125)

janganlah bertindak seperti orang-orang kafir yang tak mau menerima
petunjuk seperti yang dituju oleh ayat berikut:
Dan mereka berkata: ” Hati kami berada dalam tutupan dari apa yang
engkau seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan
antara kami dan engkau ada dinding, maka bekerjalah sesungguhnya
kami pun akan bekerja ” ( Q S. Al- Fushshilat 5)

Bacalah, bacalah dan bacalah, sesungguhnya apa yang kita ketahui
sangat sedikit, dan perbandingan antara apa yang kita ketahui dengan
apa yang tidak kita ketahui bagaikan setetes air ditengah lautan.
Dan alangkah mengherankannya adanya larangan membaca kitab-kitab
tertentu seolah-olah sudah cukup dan sudah mencapai kebenaran mutlak.

Pada hakikatnya kita tidak mampu memberi hidayah / petunjuk pada
diri kita sendiri, lalu bagaimana mungkin kita akan memberi hidayah
pada orang lain.

” Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami berpaling, sesudah
Engkau beri petunjuk kepada kami, dan anugerahkanlah kepada kami
rahmat dari sisi-Mu, karena sesunguhnya Engkau Maha Pemberi
(anugerah). ”  (QS Ali Imran 3:8)

Semoga Allah SWT menambah taufiq, hidayah dan iniyahnya kepada kita
semua, semoga rahmat dari Allah selalu menyertai kita semua dalam
setiap tarikan nafas kita. Ya Allah hidupkanlah kami dalam sunnah
sayyidina wa syafiina Muhammad s a w, akhirilah usia kami dalam
millahnya (agamanya) tanpa tercemari oleh apapun. Kumpulkanlah kami
dalam kelompoknya, dan karuniailah kami perasaan cinta kepadanya dan
kepada seluruh ahli baitnya serta sahabatnya yang setia kepadanya
dengan kecintaan yang teramat sangat sebagaimana yang Engkau
perintahkan, dengan rahmat-Mu, wahai Tuhan yang Maha Pengasih dari
seluruh pengasih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here