Home Ajaib Bebas Kanker Dengan Tahajjud

Bebas Kanker Dengan Tahajjud

1494
0
SHARE

Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang    melakukannya  mendapatkan tempat (maqam) terpuji disisi ALLAH SWT (Qs Al-Isra:79)  tapi juga  sangat penting bagi dunia kedokteran.Menurut  hasil penelitian Dr.Mohammad   Sholeh, dosen IAIN Surabaya,salah satu shalat  sunnah itu bisa  membebaskan  seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kanker.

Tidak   percaya? Cobalah   Anda   rajin-rajin sholat  tahajjud. Jika  anda melakukannya  secara rutin,benar,khusuk,dan ikhlas,niscaya anda terbebas dari infeksi dan kanker”, ucap Sholeh. Ayah dua anak itu bukan “tukang obat jalanan”.

Dia  melontarkan  pernyataanya  itu  dalam desertasinya yang berjudul
“Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi”
Dengan desertasi itu,Sholeh berhasil  meraih  gelar  doktor  dalam bidang ilmu kedokteran pada Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya.

Selama ini,menurut Sholeh,Tahajjud dinilai hanya merupakan ibadah shalat tambahan  atau sholat sunnah.Padahal jika dilakukan  secara kontinu,tepat gerakannya, khusuk  dan ikhlas, secara medis sholat itu  menumbuhkan respons ketahanan tubuh(imonologi), khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu  untuk menanggulangi masalah yang dihadapi(coping).

Sholat Tahajjud yang  dimaksudkan Sholeh bukan sekedar menggugurkan status sholat yang muakkadah(sunnah  mendekati  wajib). Ia menitik beratkan pada  sisi rutinitas  sholat,ketepatan gerakan,kekhusukan,dan keikhlasan. Selama ini, kata dia,ulama melihat masalah ikhlas ini sebagai persoalan mental psikis.

Namun  sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi kedokteran.
Ikhlas yang  selama  ini dipandang sebagai misteri, dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.

Parameternya,lanjut Sholeh,bisa diukur dengan kondisi tubuh.Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedang pada  malam hari-atau setelah pukul 24:00- normalnya antara 69-345 nmol/liter.”Kalau jumlah hormon kortisolnya normal, bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu sebaliknya.
Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin”.

Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan sholat tahajjud selama sebulan penuh.  Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahajjud selama dua bulan.

Sholat dimulai pukul 02:00 – 3:30 sebanyak 11 rakaat, masing- masing dua rakaat  empat kali salam plus tiga rakaat satu kali salam. Selanjutnya, hormon kortisol mereka  diukur  di  tiga laboratorium di Surabaya (Paramita, Prodia dan Klinika).

Hasilnya,ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajjud secara ikhlas  berbeda jauh  dengan orang  yang tidak melakukan tahajjud.
Mereka yang rajin  dan  ikhlas bertahajuud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk  menaggulangi  masalah-masalah  yang  dihadapi dengan stabil.

“Jadi sholat tahajjud  selain  bernilai ibadah, juga sekaligus sarat dengan muatan psikologis yang  dapat  mempengaruhi  kontrol kognisi. Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang  dari  stress”

Nah,menurut Sholeh, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap  penyakit kanker  dan infeksi. Dengan  sholat tahajjud  yang dilakukan  secara  rutin  dan  disertai  perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun  yang baik, yang kemungkinan besar akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis menunjukan,sholat tahajjud  yang  dilakukan seperti itu membuat orang mempunyai ketahanan tubuh yang baik.

“Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah” (Q.S Al-Kautsar:2)

Sebuah  bukti  bahwa  keterbatasan otak manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia  atas  rahmat, nikmat, anugrah  yang diberikan  oleh ALLAH kepadanya.
Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk diakal kita ???

Seorang Doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya didalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang Doktor Neurologi.

Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu  telah membuka sebuah klinik yang bernama “Pengobatan Melalui Al Quran” .

Kajian pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam),dsb.

Ketika ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam maka Doktor tersebut memberitahu bahwa sewaktu kajian saraf yang dilakukan, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia ini tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inchi otak  manusia memerlukan  darah  yang  cukup  untuk berfungsi secara yang lebih normal.

Setelah membuat kajian yang memakan waktu akhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja.

Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar sembahyang waktu yang diwajibkan oleh Islam.Begitulah keagungan ciptaan ALLAH. Jadi barang  siapa  yang  tidak  menunaikan sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya  untuk berfungsi secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah  untuk menganut agama Islam “sepenuhnya” karena sifat  fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh ALLAH SWT dengan agamanya yang indah ini.

Kesimpulannya :

Makhluk  ALLAH yang bergelar manusia yang tidak bersembahyang apalagi bukan yang  beragama  Islam  walaupun  akal  mereka   berfungsi  secara  normal tetapi sebenarnya  di  dalam  sesuatu  keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam membuat   keputusan  secara  normal.  Justru  itu   tidak  heranlah manusia  ini kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal- hal yang bertentangan dengan fitrah

kejadiannya  walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak bisa untuk mempertimbangkan  secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here